"Hadist tentang bintang sebagai pengaman langit" Hadist-hadist SAINS==>part1
Bab 1 Hadits tentang Bintang sebagai Pengaman Langit
Langit dengan segala benda yang berada di sekitarnya merupakan fenomena menarik, sehingga banyak peradaban di masa lalu melakukan kajian terhadap bendabenda langit, seperti yang dilakukan oleh bangsa-hangsa kuno Babilonia, Mesir, Tiongkok, India, Persia, dan Yunani. Upaya untuk menyelidiki alam semesta pun sudah dilakukan bangsa-bangsa tersebut selama berabad-abad Silam. Hal ini terbukti dengan adanya astrologi (ahli nujum) yang pada waktu itu mengidentifikasi bintang-bintang. membuat peta langit, serta melakukan pengembangan alat untuk menentukan letak bintang. Akan tetapi, astrologi sangatlah berbeda dengan astronomi. maskipun keduanyan Sama-sama menerjemahkan alam raya: (langit). Astrologi mempelajani hubungan kodudukan rasi-rasi bintang(zodiak) terhadap karakter dan nasib seseorang. Sedangkan :astronomi menerjemahkan langit demi pengembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, astronom-astronom Yunani dianggap sebagai bangsa pertama yang memberi sumbangan teoretis bagi perkembangan ilmu pengetahuan.‘
A. Nash tentang Keberadaan Bintang
Setelah berakhirnya era kemajuan peradabanpemdaban kuno, datanglah Islam yang sangat memberi perhatikan serius terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Keseriusan Islam ini bisa kita lihat dari sabda Rasulullah Saw. berikut:
‘Sesungguhnya, hamba yang terpilih adalah orangarangyang meneliti, mengamati mataharl, rembulan. bintang, dan awan (mengintal masuknya waktu) untuk mengingat Allah (karena untuk berdzikir kepada-Nya).' (HR. Baihaqi).
Dengan mempelajari beragam fenomena benda-benda langit, umat Islam menggunakannya untuk kepentingan ibadah, seperti shalat, puasa, dan lain sebagainya. Pengamatan terhadap matahari digunakan sebagai penentu awal waktu shalat. Misalnya, pada saat awal waktu shalat Maghrib, matahari benar-benar sudah masuk di ufuk sebelah barat dan mega merah mulai kelihatan. Sedangkan pengamatan terhadap bulan dijadikan cara untuk menetapkan awal bulan (hisab). Hisab adalah penetapan awal bulan Qamariyah yang didasarkan pada perhitungan peredaran bulan yang mengelih'ngi bumi. Sistem ini dipergunakan untuk menetapkan awal bulan jauh sebelumnya, karena tidak tergantung pada terlihatnya hilal pada saat matahari terbenam menjelang masuknya bulan barn. Selain itu, pengamatan terhadap benda-benda langit untuk menentukan terjadinya gerhana.
Selain hadits tersebut, Rasulullah Saw. juga menyatakan hal yang menarik tentang keberadaan bintang. Dalam sebuah hadits, dikisahkan bahwa sahabat Abu Musa (Abdullah bin Qais bin Sulaim bin Hadhdhar) dan sahabat lainnya, shalat Maghrib bersama Rasulullah Saw. Kemudian, mereka duduk~duduk di luar masjid menunggu datangnya waktu shalat Isya’ untuk shalat lagi bersama Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. keluar menemui mereka clan berkata, “Kalian di sini?"
Para sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, kami Shalat Maghrib bersamamu. Kami tetap duduk-duduk (di masjid) ini agar kami bisa shalat Isya’ bersamamu juga.” 'Bagus kalian (benar kalian)!” jawab Rasulullah Saw. Kemudian, Rasulullah Saw. menengadahkan kepala ke langit dan bersabda, “Bintang-bintang adalah pengaman bagi langit. Jika bintang mati, maka datanglah pada langit sesuatu yang mengancamnya. Dan, aku adalah pengaman bagi sahabatku. J ika aku mati, maka datanglah kepada para sahabat sesuatu yang mengancam mereka. Sahabatku adalah pengaman umatku. J ika mereka mati, maka datanglah kepada umatku sesuatu yang mengancam mereka.” (HR. Muslim, hadits senada juga bisa ditemukan pada Musnad Imam Ahmad dalam bab hadits Abu Musa al-Asy’ari).
Dari redaksi hadits tersebut, setidaknya ada tiga pelajaran panting, yaitu keberadaan Rasulullah Saw. sebagai penenteram bagi sahabat, keberadaan sahabat sebagai pengayom umat Islam, dan keberadaan bintangbintang sebagai pengaman bagi langit. Apabila beliau sudah wafat, maka yang dijanjikan itu akan terjadi pada mereka. Namun, Rasulullah Saw. tidak menyebutkan sesuatu yang akan terjadi itu, namun dalam syarah ini dikatakan bahwa yang dijanjikan di sini ialah adanya perpecahan dan fxtnahr
Secara historis, hal ini bisa ditelusuri bahwa banyak sekali pertikaian yang terjadi setelah Rasulullah Saw. wafat yang terjadi pada masa sahabat. Sedangkan kedudukan sahabat sebagai penenteram dan pengayom umat, setelah mereka tiada akan muncul berbagai penyimpangan ajaran Islam. Dalam hadits memang tidak disebutkan peristiwa ini, namun secara historis juga terlihat, baik itu pada masa sekarang ataupun setelah sahabat, seperti adanya hadits
palsu dan lain sebagainya.
Dua hal yang disebutkan di dalam hadjts tersebut bisa djkatakan sebagai mukjizat. Akan tetapi, dari kacamata ilmu pengetahuan hal ini juga benar adanya, karena bisa dilihat faktanya dari yang disampaikan itu. Dari ha] ini dapat dikatakan bahwa matan hadits tidak mengalami kontradiksi dengan ilmu pengetahuan dan fakta historis.
Hal ini menandakan bahwa hadits ini tidak mengalami masalah.
Kedua hal tersebut tidak akan diulas panjang dalam buku ini. Pada pembahasan hadits ini hanya akan diulas yang analisis pembahasannya blerkaitan dengan tema sains atau kosmologi, yaitu sabda nabi “bintang-bintang adalah pengaman bagi langit; jika bintang mati, maka datanglah
pada langit sesuatu yang mengancamnya".
Dalam AI-I’jaz al-‘Ilmi Ii as-Sunnah an-Nabawiyyah, doktor Zaghlul an-Najjar mengatakan bahwa yang dimaksud dengan matinya bintang dalam hadits tersebut ialah meredup dan memudarnya sinar bintang. Sedangkan yang dimaksud kalimat “sesuatu yang mengancam langit” adalah tersingkap, terpecah, terbelah, terbuka, serta perubahan langit menjadi sesuatu yang rusak, tidak terurus, ditelantarkan, dan dipenuhi asap kabut.
Pada abad ke-19 M atau abad modern ketika manusia berhasil memajukan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (sains), sabda Rasulullah Saw. tentang pentingnya keberadaan bintang itu mulai terungkap. Dengan adanya penemuan teropong b‘intang, tabir yang menyelimuti alam semesta itu pun mulai tersibak. Adanya penemuan teropong bintang mampu memberikan penjelasan tentang bintang-bintang yang ada di langit yang selama ini masih menjadi misteri.
B. Fakta Ilmiah tentang Bintang sebagai Pengaman Langit
Bintang merupakan benda langit yang memancar‘ kan cahaya. Terdapat dua bintang, yaitu bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri. tetapi memantulkan cahaya
yang diterima dari bintang lain, misalnya bulan. Sedangkan bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri, misalnya matahari. Secara umum, sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata). Ilmu astronomi juga menyebutkan bahwa bintang adalah semua benda masif (hams; antara 0,08-200 kali massa matahari) yang sedang dan pemah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir.
Bintang mempakan benda langit yang tersebar di langit dunia. Bintang berbentuk bulat atau semi bulat, berbentuk gas, menyala-nyala, bersinar dengan sendirinya, dan terikat dengan benda langit lainnya melaluj daya gravitasi meskipun berbentuk gas. J adi, bintang merupakan benda yang memiliki massa dan volume besar, dan bersuhu panas tinggi. Bintang menebarkan sinar yang dih'hat dan sinar yang tak terlihat akibat pengaruh gelombang cahaya.s
Dalam sildus kehidupannya, bintang melalui beberapa fase, yaitu fase lahir, lalu muda, kemudian tua, sebelum meledak dan meredup sedikit demi sedikit. Setelah itu. bintang akan padam (lenyap), meledak sebelum atau sesudah itu, untuk kemudian kembali ke dalam kabut langit dan memasuki sildus kelahiran bintang barn.
Bintang menghabiskan 90% usianya dalam rentang fase bintang biasa yang mirip dengan matahari sebelum kemudian meledak, atau meredup dan lenyap (padam). Dua fase terakhir (meredup clan lenyap), sebenarnya berakhir dengan ledakan. Selain itu, bintang merupakan oven raksasa penampung atom semesta yang memproses rangkaian nuklir, yang disebut dengan proses fusi nuklir yang menghasilkan segala unsur yang dibutuhkan oleh bumi dan langit dunia.
Selain adanya daya gravitasi yang mengikat bintangbintang langit dunia satu sama lain secara kuat, juga terdapat sejumlah daya lain yang mengikat suatu materi yang ada di dalam bumi, yang ada di dalam setiap benda angkasa, dan di lembaran langit dunia (hingga tidak terjatuh clan berbenturan antara satu sama lain). Di antara daya pengikat yang kita kenal adalah daya nuklir kuat, daya nuklir lemah, dan daya listrik/magnetik (elektromagnetik). Daya-daya inilah yang mengikat dan mencengkeram materi dan energi yang ada di dalam bagian semesta yang dapat diketahui.
Karena begitu besarnya massa bintang-bintang, maka dengan daya tariknya, bintang-bintang pun mampu menguasai seluruh planet, planetoid, satelit. komet, dan
segala bentuk materi yang berada dalam orbit bintangbintang tersebut. Sementara itu, bintang-bintang sendiri
saling mengikat satu sama lain dengan daya gravitasi clan terhimpun dalam satu unit-unit kosmik yang lebih besar, serta terkait satu sama lain, juga dengan daya gravitasi. Sehingga, jika ikatan-ikatan daya ini terlepas, maka bintang-bintang akan berjatuhan, dan berjatuhan pula alam semesta atau saling bertabrakan dan hancur dengan
berjatuhannya bintang-bintang tersebut.
Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa keberadaan bintang-bintang berfungsi sebagai stabilisator langit. Bintang memiliki posisi penting dalam menstabilkan tata surya. Selama bintang-bintang masih ada di alam semesta, maka akan stabil pula jagat raya ini. Sebaljlmya, apabila bintang-bintang tersebut rusak atau hilang, maka alam semesta pun akan tertimpa sebagaimana yang telah djjanjikan dalam hadits nabi tersebut.
Nah, fakta kosmologis tersebut baru dapat terungkap oleh manusia pada abad ke-20, yang didukung oleh adanya peralatan yang canggih untuk menelitinya. Padahal, jauh sebelum itu, Rasulullah Saw. telah memberikan penjelasan secara akurat dan ilmiah tentang keberadaan bintang~ bintang, di zaman ketika manusia masih tenggelam dalam kebodohan, kesesatan, kegelapan, dan mitos. Itu artinya, terungkapnya fungsi bintang oleh para saintis, menunjukkan salah satu kemukjizatan Rasulullah Saw.
yang menjelaskan pengetahuan tentang bintang yang iaraknya ribuan kilo di atas bumi. Padaha], Rasulullah Saw. tidak memih'ki peralatan canggih seperti yang digunakan oleh para pakar astronomi saat ini. Tentunya, semua ini tidak Iain karena adanya wahyu dari sang pencipta langit dan bumi kepada Rasulullah Saw.
~Bersambung~
Sumber judul buku: "Hadist hadist sains"
Penulis: "Abdul syukur al-azizi"
Penerbit: "laksana"
Link Channel Ulul Albab TV
https://www.youtube.com/channel/UCMicKjGkdHoSHk_ZrK0aUIQ
Sekian dari kami
Wassalamu'alaikum wr wb
Comments
Post a Comment